Jumat, 17 September 2010

opera van java special

Mekkah Mean Time Tinggal Tunggu Waktu

Kepala Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi LIPI Mego Pinandito mengatakan, wacana pemindahan titik standar waktu dari kota Greenwich atau Greenwich Mean Time (GMT) ke kota Mekkah yang disebut Mekkah Mean Time (MMT) kemungkinan hanya menggeser waktu di Indonesia.
“Kalau hanya perpindahan waktu yang dipindah dari Greenwich ke Mekkah kemungkinan hanya menggeser waktu di Indonesia saja. Yang tadinya +7 jam GMT untuk WIB, berubah jadi +4 jam MMT,” katanya, Senin (16/8/2010), saat dihubungiKompas.com.
Perubahan waktu ini akan berdampak besar pada aktivitas masyarakat sehari-hari, mulai dari kegiatan ekonomi, telekomunikasi, hingga penerbangan internasional. Mego melanjutkan, penetapan MMT ini juga belum jelas konsepnya. Apakah yang diganti hanya patokan waktu ataukah garis bujur ditarik jadi nol derajat berada di kota Mekkah.
“Kita lihat dulu konsepnya seperti apa. Kalau sampai menarik bujur nol derajat, tentu posisi astronomis negara berubah semua. Peta tentu akan berubah,” ujarnya.
Akan tetapi, menurutnya, ketetapan MMT oleh pemerintahan Arab Saudi ini harus didukung dunia internasional, tidak bisa bersifat parsial, atau hanya disetujui sebagian negara saja.
“Semua negara harus sepakat, seperti dengan GMT. Dengan begitu, barulah konsep ini bisa jalan, tidak bisa parsial,” ungkapnya.
Pemerintahan Arab Saudi kini tengah membangun sebuah jam raksasa di pusat kota Mekkah, tepatnya di puncak Menara Abraj-Al Bait. Menara jam ini dikabarkan lima kali lebih besar dari menara jam Big Ben di Inggris. Selain itu, pembangunan menara raksasa tersebut juga merupakan langkah pemerintahan Arab Saudi dalam mewujudkan ambisi mengubah pusat waktu dunia dari Greenwich ke Mekkah.
Arab Saudi mengklaim bahwa kota suci Mekkah sebagai pusat episentrum dunia bahwa tidak ada kekuatan magnetik di kota ini. Akan tetapi, wacana MMT ini bukan perkara mudah karena harus mengubah paradigma dunia internasional yang sudah 126 tahun menggunakan standar waktu GMT.

Tips Mencari dan Mendapatkan Pacar Dengan Mudah

Jika anda jomnbloers sejati, dan ingin meretaskan kemelaratan dalam bercinta mungkin anda bisa mencoba tips berikut ini, cara mendapatkan pacar. Cukup lakukan hal-hal di bawah ini untuk memperbesar kesempatan Anda mendapatkan pacar baru.
1. Online
Asal dilakukan dengan hati-hati, situs jaringan sosial bisa jadi ajang cari jodoh paling efektif. Jangan lupa pasang foto Anda yang paling menarik.
2. Ke luar
Bagaimana bisa bertemu calon pacar jika Anda hanya mengurung diri di kamar sambil nonton tivi? Terima ajakan jalan dari teman-teman dan penuhi undangan event yang Anda terima.
3. Ikut kursus
Coba daftar kursus yang menarik minat Anda. Kursus masak, kursus bahasa, atau kursus musik mungkin? Siapa tahu ada teman kursus yang bisa jadi calon pacar?
4. Pinjam anjing/kucing lucu
Ajak jalan-jalan binatang peliharaan menggemaskan. Dijamin akan ada sesama pecinta binatang yang menghampiri Anda untuk sekadar mengelus-elus si hewan berbulu.
5. Tatap mata
Taktik ini selalu digunakan para perayu ulung adalah menatap mata lawan bicara.
6. Ajak ngobrol orang asing
Baik di supermarket, di bis, atau di ruang tunggu dokter, jangan ragu untuk ajak bicara orang di sebelah Anda. Ini akan membuat Anda terlihat ramah, terbuka, dan mudah didekati. Pintar-pintar pilih topik dan hentikan pembicaraan jika lawan bicara terlihat terganggu.
7. Siap tampil
Tak perlu dandan berlebihan, tapi usahakan penampilan Anda selalu rapi dan bersih setiap saat. Anda tak akan pernah tahu kapan akan bertemu pria atau wanita yang menarik. Lebih baik siap-siap dari awal, bukan?
8. Longgarkan persyaratan
Anda ingin pacar yang tingginya 180cm, hidung mancung, kulit putih, kaya raya, jago nyanyi, dan berprofesi foto model. Wajar saja jika Anda tak juga menemukan jodoh yang klop. Longgarkan persyaratan Anda dan coba berkencan dengan tipe pria/wanita yang berbeda. Siapa tahu ternyata selama ini Anda mencari tipe yang salah.

Selasa, 14 September 2010

Rahasia Angka2 Dalam Al-Qur’an

Kata-kata dalam Al-Qur’an, dengan sejumlah pengulangannya merupakan Mukjizat, jumlah kata-kata dalam Al-Qur’an yang menegaskan kata-kata yang lain ternyata jumlahnya sama dengan jumlah kata-kata Al-Qur’an yang menjadi lawan kata atau kebalikan dari kata-kata tersebut, atau diantara keduanya ada nisbah kontradiktif.
Al-Qur’an tidak hanya terbatas pada ayat-ayat mulianya, makna-maknanya, prinsip-prinsip dan dasar-dasar keadilannya serta pengetahuan-pengetahuan gaibnya saja, melainkan juga termasuk jumlah-jumlah yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri, begitu juga pengulangan kata dan hurufnya, orang-orang yang melakukan ‘ulum’ Al-Qur’an sejak dulu sudah menyadarai adanya fenomena tersebut mempunyai maksud dan tujuan tertentu.

Para peneliti terdahulu sudah mencatat, bahwa surat-surat yang dibuka dengan huruf-huruf ‘muqaththa’ah’ berjumlah 29 surat, sementara jumlah huruf ‘hijaiyah’ Arab ditambah dengan huruf “Hamzah” juga berjumlah 29 huruf hal ini dengan sudut pandang bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab.
DR. Abdul Razaq Naufal dalam bukunya berjudul ‘ Al’Ijaz Al’Adadiy Fi Al-Qur’an Al Karim” beliau menulis beberapa tema-tema tersebut terjadi keharmonisan diantara jumlah kata-kata Al-Qur’an dan berikut ini adalah sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan Mukjizat, dari jumlah kata dalam Al-Qur’an sebanyak 51.900, Jumlah Juz 30, Jumlah Surat 112, keanehan yang ada diantaranya sbb :
  • Kata ‘Iblis” ( La’nat ALLAH ‘alaihi ) dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 11 kali, sementara “Isti’adzah” juga disebutkan 11 kali, Kata “ma’siyah” dan derivatnya disebutkan sebanyak 75 kali, sementara kata “Syukr” dan derivatnya juga disebutkan sebanyak 75 kali.
  • Kata “al-dunya” disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata “al-akhirah” sebanyak 115 kali.
  • Kata “Al-israf” disebutkan 23 kali, kata kebalikannya “al-sur’ah” sebanyak 23 kali.
  • Kata “Malaikat” disebutkan 88 kali, kata kebalikannya ‘Al-syayathin” juga 88 kali.
  • Kata “Al-sulthan disebutkan 37 kali, kata kebalikannya “Al-nifaq” juga 37 kali.
  • Kata “Al-harb”(panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya “ Al-harb” juga 4 kali.
  • Kata “ Al-harb (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya “Al-husra” (tawanan) 6 kali.
  • Kata “Al-hayat” (hidup” sebanyak 145 kali, kebalikannya “Al-maut” (mati) 145 kali.
  • Kata “Qalu” (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya “Qul” ( katakanlah) sebanyak 332 kali.
  • Kata “Al-sayyiat” yang menjadi kebalikan kata “Al-shahihat” masing-masing 180 kali.
  • Kata “Al-rahbah” yang menjadi kebalikan kata “Al-ragbah” masing-masing 8 kali.
  • Kata “Al-naf’u” yang menjadi kebalikan kata “Al-fasad” masing-masing 50 kali.
  • Kata “Al-nas” yang menjadi kebalikan kata “Al-rusul” masing-masing 368 kali.
  • Kata “Al-asbath” yang menjadi kebalikan kata “Al-awariyun” masing-masing 5 kali
  • Kata “Al-jahr” yang menjadi kebalikan kata “Al-alaniyyah” masing-masing 16 kali
  • Kata “Al-jaza” 117 kali ( sama dg kebalikannya),
  • Kata “Al-magfiroh” 234 kali ( sama dengan kebalikannya),
  • Kata “Ad-dhalala” ( kesesatan) 191 kali ( sama dengan kebalikannya),
  • Kata “Al-ayat” 2 kali “Ad-dhalala” yaitu 282 kali. Dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.
  • Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah.
  • Kata “Syahr” ( bulan) sebanyak 12 kali, sama dg jumlah Bulan dalam satu Tahun.
  • Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk plural (jamak) sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu Bulan.
  • Kata “Sab’u” (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu.
  • Jumlah “ saah” (jam) yang didahului dengan ‘harf’ sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.
  • Kata “Sujud” disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah raka’at dalam solat 5 waktu
  • Kata “Shalawat” disebutkan 5 kali, sama dengan jumlah solat wajib sehari semalam.
  • Kata “Aqimu” yang diikuti kata “Shalat” sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah Raka’at Sholat fardhu/ wajib.